Posts

(Day 15) Jalan Berliku Behind The Scene Film Akeelah and The Bee

Image
Sebelumnya pada blog ini aku menulis beberapa postingan terkait pelajaran apa yang bisa didapat dari salah satu film favorit saya: Akeelah in The Bee. Postingan-postingan itu bisa dilihat di link-link berikut ini: Perfeksionis Dapat Menyebabkan padaMembesarkan Masalah dan Mengecilkan Diri Di Atas Langit Masih Ada Langit Konflik Ibu Anak yang Menyentuh Hati Perjuangan yang dialami anak sekecil Akeelah Anderson dalam film itu memang tak bisa dibilang mudah. Di usianya yang baru 11 tahun ia sudah kehilangan ayah kandung. Sang ayah yang mengajarinya main scrabble dan jadi tergila-gila pada mengeja kata. Ibunya akhirnya harus seorang diri membiayai ketiga anaknya dengan menjadi perawat. Karena kesibukan ibunya, Akeelah agak kesulitan menjalin komunikasi dengan sang ibu yang lebih sering terlihat capek begitu tiba di rumah. Sebagai keluarga dengan hanya satu orang sebagai tulang punggung, keluarga Akeelah hidup sederhana. Akibatnya Akeelah bersekolah di Crenshaw Midd

Day 14 (Narasi) Mikoto Goes To School

Image
"Kamu... yakin mau pakai baju seperti itu ke sekolah?" Makoto terhenyak begitu Mikoto akhirnya keluar dari kamarnya dan muncul di ruang makan. Pasalnya adik angkatnya itu kini memakai setelan gothic punk lengkap dengan asesoris gelang-gelang berduri dan gespernya. "Ya." Mikoto menjawab dengan wajah datar dan nada datar. Sama seperti biasanya. "Yang benar saja..." Makoto menggeleng-geleng jengah menatap kaus bergaris-garis hitam putih bergambar grafiti tengkorak. "Seragamku belum jadi. Cuma ini bajuku yang tampilannya mirip seragam sekolah. Warnanya juga sama-sama merah, kok." Ada nada membela diri dalam suara Mikoto. "Memangnya kamu tokoh anime?!" potong Makoto gusar. "Terus itu... Kaos kakimu memangnya dimakan tikus, ya sampai lubang-lubang begitu?! Kalau nggak punya kaos kaki yang normal harusnya bilang, biar kubelikan!" omelnya sambil menunjuk-nunjuk kaki Mikoto. Saking gemasnya Makoto i

Day 13 Konflik Ibu-Anak Yang Menyentuh Hati pada Film Akeelah And The Bee (1)

Image
Salah satu hal yang menarik dari jalinan kisah yang ditampilkan oleh film Akeelah and The Bee adalah konflik dalam hubungan antara Akeelah dan ibunya. Ibu Akeelah dalam film ini digambarkan keras dan disiplin. Awalnya ia menentang keikutsertaan anak perempuannya dalam kompetisi Spelling Bee. Baginya lebih baik Akeelah belajar untuk pelajaran lain dan mengerjakan PR-PRnya. Pola konflik ini sering terjadi di dunia nyata, ketika orangtua tidak memahami apa yang penting bagi anak mereka. Para orangtua merasa sudah melakukan apa yang terbaik bagi anaknya. Namun, beberapa dari mereka tak memahami apa yang sebenarnya ingin dilakukan oleh anaknya sehingga kemudian gampang mematahkan impian anak-anak itu begitu saja. Namun, di sini kita perlu melihat latar belakang kehidupan ibu Akeelah. Ia adalah seorang single mother. Suaminya meninggal dan ia sebenarnya masih berjuang melawan depresi di tengah kesibukannya bekerja sebagai perawat untuk membayar segala tagihan rumah tanggan

Day 12 Pelajaran yang Kudapat dari Film Akeelah and The Bee (2)

Image
Pada postingan sebelumnya di sini :  saya membahas pelajaran pertama yang saya dapat dari menonton film Akeelah and The Bee. http://slightlywarped.com/akeelah-and-the-bee/   Seperti yang sudah saya tuliskan di postingan sebelumnya, Akeelah and The Bee adalah film drama Amerika yang dirilis pada tahun 2006. Berkisah tentang perjuangan seorang gadis keturunan  Afro-American  berusia 11 tahun, Akeelah Anderson, dalam mengikuti kompetisi mengeja nasional, Scripps National Speeling Bee. Tema utamanya memang lomba mengeja kata, tapi banyak pelajaran yang bisa didapat penonton saat menikmati adegan perjuangan Akeelah menuju kompetisi nasional. Pada postingan lalu, saya menuliskan sikap perfeksionis Akeelah yang membuatnya bekerja lebih keras untuk menguasai berbagai kata sulit demi bisa lolos kompetisi mulai dari antardistrik, regional, hingga nasional. Namun, sayangnya sikap itu membuatnya rentan tumbang begitu menemui kegagalan. Dan kegagalan itu adalah kegagalan mengeja

Day 11 Pelajaran yang Kudapat dari Film Akeelah and The Bee (I)

Image
Akeelah and The Bee adalah film drama Amerika yang dirilis pada tahun 2006. Berkisah tentang perjuangan seorang gadis keturunan Afro-American berusia 11 tahun, Akeelah Anderson, dalam mengikuti kompetisi mengeja nasional, Scripps National Speeling Bee. Meskipun bukan kompetisi dalam hal fisik seperti olahraga, menari, atau pertunjukan seperti kompetisi musik, film ini bisa menampilkan atmosfer dramatis, dinamis, dan menegangkan. Mendebarkan terutama di bagian ketika Akeelah menghadapi kata-kata sulit yang bahkan kita, orang dewasa, nggak ngerti apa artinya karena memang jarang dipakai dalam percakapan sehari-hari atau di artikel-artikel ringan internet. Contohnya: pulchritude, xanthosis, rhesus, effervescent, dan lain sebagainya. Beberapa kali saya iseng buka kamus untuk tahu arti kata-kata itu. Sumber gambar:  byucbmr.com Dalam perjalanannya menuju kompetisi nasional di Washington DC, Akeelah menghadapi berbagai konflik internal maupun eksternal. Akeelah sendiri membe

Day 10: [Narasi] Kebangkitan Kenaz Kegelapan Bag. 2 [Runeblood Saga: The Heir of Erilaz]

Image
Narasi sebelumnya: 'Kenapa sih kamu nggak semahir kakakmu?!' 'Kamu cuma nggak berusaha sekeras kakakmu!' 'Jangan mempermalukan nama keluarga Emyris!' 'Wah. Kamu adik Guinivere? Kok nggak mirip, ya?!' Suara-suara negatif dari masa lalu menimbulkan rasa marah, malu, sedih, jijik, dan muak bercampur baur dan berwujud luka menganga di dada Morgana Emyris. Dan yang ia jadikan pelampiasan amarahnya adalah Guinivere Emyris, kakak perempuan yang bagi Morgana menjadi biang kerok segala kesialannya di dunia ini. Segala umpatan dan caci-maki pun melesat laksana ribuan pisau dari mulut Morgana. "ANDAI KAMU NGGAK PERNAH ADA DI DUNIA INI! ANDAI AKU NGGAK USAH JADI ADIKMU! AKU PASTI LEBIH BAHAGIA!" raung Morgana langsung di depan Guinivere. Namun, tiba-tiba kata-kata itu benar-benar berefek secara nyata pada tubuh Guinivere. Sekonyong-konyong tubuh kakak Morgana itu dilahap oleh kobaran api hitam yang entah dari mana asalnya. M

Day 9: [Narasi] Kebangkitan Kenaz Kegelapan [Runeblood Saga: The Heir of Erilaz]

Image
Marah. Marah. Dan Marah. Lalu semua di depan matanya terlihat merah. Dadanya terasa ditusuk-tusuk jarum. Jantungnya seolah remuk digerus murka. Rasa sakit itu terus menggedor ruang kesadarannya. Menuntut untuk dilepaskan. Dibebaskan.   Suara-suara gelap dari masa-masa yang ingin ia lupakan kembali berpusing bagai kabut kelabu di benaknya. 'Kenapa sih kamu nggak semahir kakakmu?!' 'Runecasting sederhana saja kamu tak bisa?' 'Kamu cuma nggak berusaha sekeras kakakmu!' 'Jangan mempermalukan nama keluarga Emyris!' 'Dalam satu pohon, pasti selalu saja ada satu buah yang busuk.' 'Wah. Kamu adik Guinivere? Kok nggak mirip, ya?!' Marah, malu, sedih, jijik, muak, semua rasa itu bercampur baur menjadi satu menjadi rasa yang susah didefinisikan. Maka muntahlah Morgana.  Begitu ia membuka mulut, ribuan pisau seolah melesat menusuk dan menghujam tepat ke arah Guinivere Emyris. Kakak perempuan yang bagi Morgana menja